Executive Summary: Friday Sermon by Dr. Salah Al-Budair (Imam of Masjid Nabawi)
Executive Summary: Friday Sermon by Dr. Salah Al-Budair
First Khutbah: Unity, Mercy & Noble Conduct
Central Themes
-
Emphasis on unity among Muslims and a warning against division (Qur’an, Al-Anfal 8:46).
-
Prioritizing compassion and mercy as essential traits of believers (Qur’an, Al-Balad 90:17–18).
-
Encouragement of selflessness and benevolence (Qur’an, Al-Muzzammil 73:20).
Key Scriptural References
-
“Whatever good you do for yourselves, you will find it with Allah…” (Qur’an, Al-Muzzammil 73:20).
-
“Do not dispute, lest you lose courage and your strength departs…” (Qur’an, Al-Anfal 8:46).
-
“They are those who believe and enjoin one another to patience and compassion” (Qur’an, Al-Balad 90:17–18).
Hadith References
-
“The believer to another believer is like a building, each part supporting the other.” (Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, no. 481; Ṣaḥīḥ Muslim, no. 2585).
-
“Stick to the congregation, for the wolf eats only the stray sheep.” (Sunan Abī Dāwūd, no. 4607; Jāmiʿ al-Tirmidhī, no. 2165).
Moral & Ethical Guidance
-
Avoid harshness, extremist rhetoric, and ignorant fatwas.
-
Practice wisdom, moderation, tolerance, and compassion — even towards animals.
-
Ibn al-Qayyim wrote: “Allah deals with His servants as they deal with others; whoever is merciful, forgiving, gentle, and just — Allah will be merciful to him.” (Ibn al-Qayyim, Madarij al-Salikin, vol. 1).
Encouragement for Benevolence
-
Helping others — relieving hardship, settling debts, feeding the hungry — is beloved to Allah.
-
“Walking with my brother to fulfill his need is more beloved to me than staying in i‘tikāf in this mosque (in Madinah) for a month.” (al-Muʿjam al-Kabīr by al-Ṭabarānī, no. 13280; graded ḥasan by al-Albānī).
On Restraint & Sanctity of the Believer
-
“A Muslim is the one from whose tongue and hand other Muslims are safe.” (Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, no. 10; Ṣaḥīḥ Muslim, no. 40).
-
“The sanctity of a believer is greater in the sight of Allah than the sanctity of the Ka‘bah.” (Sunan Ibn Mājah, no. 3932; graded ṣaḥīḥ by al-Albānī).
Second Khutbah: Temporality, Awakening & Repentance
Reflection on Life’s Transience
-
Worldly life is fleeting; every breath brings us closer to death (Qur’an, Āl ʿImrān 3:185).
Wake-Up Call to Heedfulness
-
Urges abandoning heedlessness, reviving prayer, and rekindling spiritual devotion.
Encouragement Toward Sincere Repentance
-
“Indeed, Allah forgives all sins. Truly, it is He who is the Forgiving, the Merciful.” (Qur’an, Az-Zumar 39:53).
-
“Indeed, Allah accepts the repentance of a servant until his soul reaches his throat.” (Jāmiʿ al-Tirmidhī, no. 3537; Sunan Ibn Mājah, no. 4253).
-
“Whoever repents before the sun rises from the west, Allah will accept his repentance.” (Ṣaḥīḥ Muslim, no. 2703).
-
Hadith Qudsi: “O son of Adam, if your sins were to reach the clouds of the sky, then you sought My forgiveness, I would forgive you…” (Jāmiʿ al-Tirmidhī, no. 3540; graded ṣaḥīḥ by al-Albānī).
Closing Supplications
-
Blessings upon Prophet Muhammad ﷺ, his family, and companions.
-
Prayers for Islam, the Muslim Ummah, Malaysia, its leaders, the Two Holy Mosques, and oppressed Muslims worldwide — especially in Palestine.
Summary Highlights
-
Unity over division — strength lies in cohesion, not conflict.
-
Compassion as foundation — mercy and forgiveness reflect true faith.
-
Life is short — act now — repentance and spiritual revival cannot wait.
-
Allah’s mercy is boundless — always open to the sincere.
-
Prayer is central — invoke Allah for our communities and the Ummah.
Video @ Terjemahan Khutbah Jumaat yang disampaikan oleh Syeikh Dr. Salah Muhammad Al-Budair, Imam Masjid Al-Nabawi. 8 Ogos 2025 @ Masjid Negara
Ringkasan Eksekutif: Khutbah Jumaat oleh Dr. Salah Al-Budair
Tarikh & Tempat
– 14 Safar 1447H / 8 Ogos 2025
– Masjid Negara, Malaysia
Khutbah Pertama: Perpaduan, Rahmah & Akhlak Mulia
Tema Utama
-
Penekanan terhadap perpaduan dalam kalangan umat Islam serta peringatan agar menjauhi perpecahan (al-Qur’an, al-Anfal 8:46).
-
Mengutamakan kasih sayang dan rahmah sebagai ciri asas orang beriman (al-Qur’an, al-Balad 90:17–18).
-
Galakan kepada pengorbanan dan kebaikan kepada orang lain (al-Qur’an, al-Muzzammil 73:20).
Rujukan Ayat al-Qur’an
-
“Dan apa jua kebaikan yang kamu kerjakan untuk diri kamu, kamu akan mendapat ganjarannya di sisi Allah…” (al-Qur’an, al-Muzzammil 73:20).
-
“Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatan…” (al-Qur’an, al-Anfal 8:46).
-
“Iaitu mereka yang beriman dan saling berpesan kepada kesabaran dan berpesan kepada kasih sayang” (al-Qur’an, al-Balad 90:17–18).
Rujukan Hadis
-
“Orang beriman dengan orang beriman yang lain adalah seperti bangunan; sebahagiannya menguatkan sebahagian yang lain.” (Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, no. 481; Ṣaḥīḥ Muslim, no. 2585).
-
“Hendaklah kamu bersama jemaah, kerana serigala hanya memakan kambing yang menyendiri.” (Sunan Abī Dāwūd, no. 4607; Jāmiʿ al-Tirmidhī, no. 2165).
Panduan Akhlak & Etika
-
Menjauhi kekasaran, retorik ekstrem, dan fatwa tanpa ilmu.
-
Mengamalkan hikmah, kesederhanaan, toleransi, dan rahmah — termasuk kepada haiwan.
-
Kata Ibn al-Qayyim: “Allah berurusan dengan hamba-hamba-Nya sebagaimana mereka berurusan dengan orang lain; siapa yang penyayang, pemaaf, lemah lembut, dan adil — Allah akan merahmatinya.” (Ibn al-Qayyim, Madarij al-Salikin, jil. 1).
Galakan Melakukan Kebaikan
-
Membantu orang lain — menghilangkan kesusahan, melunaskan hutang, memberi makan kepada yang lapar — amat dicintai Allah.
-
“Berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi hajatnya lebih aku cintai daripada beriktikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) selama sebulan.” (al-Muʿjam al-Kabīr oleh al-Ṭabarānī, no. 13280; dinilai ḥasan oleh al-Albānī).
Tentang Menahan Diri & Memelihara Maruah Mukmin
-
“Seorang Muslim ialah orang yang kaum Muslimin selamat daripada lidah dan tangannya.” (Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, no. 10; Ṣaḥīḥ Muslim, no. 40).
-
“Sesungguhnya kehormatan seorang mukmin itu lebih besar di sisi Allah daripada kehormatan Kaabah.” (Sunan Ibn Mājah, no. 3932; dinilai ṣaḥīḥ oleh al-Albānī).
Khutbah Kedua: Kefanaan Hidup, Kesedaran & Taubat
Renungan Tentang Sifat Sementara Kehidupan
-
Kehidupan dunia amat singkat; setiap hembusan nafas mendekatkan kita kepada kematian (al-Qur’an, Āl ʿImrān 3:185).
Seruan Meninggalkan Kelalaian
-
Mengajak meninggalkan sikap lalai, menghidupkan solat, dan menyemarakkan semangat ibadah.
Galakan Bertaubat dengan Sungguh-Sungguh
-
“Sesungguhnya Allah mengampunkan semua dosa. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Qur’an, az-Zumar 39:53).
-
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selagi roh belum sampai ke halkumnya.” (Jāmiʿ al-Tirmidhī, no. 3537; Sunan Ibn Mājah, no. 4253).
-
“Sesiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, Allah akan menerima taubatnya.” (Ṣaḥīḥ Muslim, no. 2703).
-
Hadis Qudsi: “Wahai anak Adam, jika dosa-dosamu sampai ke awan di langit kemudian engkau memohon keampunan-Ku, pasti Aku akan mengampunkanmu…” (Jāmiʿ al-Tirmidhī, no. 3540; dinilai ṣaḥīḥ oleh al-Albānī).
Doa Penutup
-
Selawat dan salam kepada Nabi Muhammad ﷺ, ahli keluarga, dan para sahabat.
-
Doa untuk Islam, umat Muslim, Malaysia, para pemimpin, Masjidil Haram & Masjid Nabawi, serta umat Islam yang tertindas — khususnya di Palestin.
Intipati Ringkas
-
Perpaduan mengatasi perpecahan — kekuatan terletak pada kesatuan, bukan pertelingkahan.
-
Kasih sayang sebagai asas iman — rahmah dan pemaafan mencerminkan keimanan sejati.
-
Hidup singkat — bertindak segera — taubat dan kebangkitan rohani tidak boleh ditangguh.
-
Rahmat Allah tanpa batas — sentiasa terbuka bagi yang ikhlas.
-
Solat sebagai tunjang — memohon kepada Allah untuk komuniti dan umat.
Comments
Post a Comment